Puisi Hidup (Karya Usmar Ismail) Sepenuhnya |. Hidup. Kutinjau air bening dalam perigi Kuselami hingga dasar tiada gentar, Tapi terkadang Timbul takut akan mencermin Di dalam jernih air keruh jiwa sendiri. Hidupku laksana angin bertiup kencang Di atas bentangan permadani pengalaman Meliputi rata Alam semesta Deras arus Kejar berembus. Mei, 1944.
Puisi Diserang Rasa (Karya Usmar Ismail) Seperti menanti suatu yang tak hendak tiba Pelita harapan berkelip-kelip Tak hendak padam, hanyalah lemah segala sendi Bertambah kelesah hati yang gundah Sangsi, kecewa, meradang resah benci, dendam, rindu, cinta Ah hujan rinai di waktu angin bertiup kencang memercik muka kemudian reda
KumpulanPuisi. Puntung Berasap (1950) Karya lainnya. Pengantar ke Dunia Film. Usmar Ismail Membawa Film (editor J.E. Siahaan) (1983) • SIAPA Sultan Aji Muhammad Idris? Ditetapkan Sebagai
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Usmar Ismail dan Contoh Puisinya - Sastrawan yang akan kita bahas biodata dan contoh karya sastranya saat ini adalah Usmar Ismail. Beliau lahir 20 Maret 1921 di Bukittinggi, Sumatera Barat, meninggal tahun 1971 di Jakarta. Pendidikannya di AMS-A II Yogyakarta dan Sekolah Menengah Tinggi Jakarta sampai tamat 1943.Di zaman pendudukan Jepang, Usmar Ismail mulai menulis puisi, cerita pendek, esai, dan drama. Kemudian kegiatannya mengarah pada dunia film dia menjadi sutradara dan menulis skenario film, terkadang juga menjadi juri festival masa pendudukan Jepang, beliau mendirikan Sandiwara Maya awal tahun 1944 sebagai imbangan terhadap badan propaganda Pusat Kebudayaan. Sesudah Indonesia merdeka, beliau pindah dari Jakarta ke Yogya dan mendirikan majalah Tentara dan Patriot. Majalah-majalah ini berubah menjadi surat kabar harian dan majalah kebudayaan dan kesusastraan Arena. Sesudah Aksi Militer II Desember 1948, beliau yang berprofesi sebagai wartawan-politik Antara datang ke Jakarta, sempat ditahan Belanda empat bulan atas tuduhan ambil bagian dalam aksi dari tahanan beliau memperdalam pengetahuannya dalam dunia film, dengan masuk South Pacific Film Corporation. Dia pun mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia Perfini, 1950. Lalu mengikuti kuliah di fakultas Theatre Arts pada University of California di Los Angeles atas biaya Rockefeller Foundation awal tahun 1952 selama delapan bulan. Kemudian meninjau Eropa Barat, terutama karya-karya sastranya Tempat yang Kosong, Mutiara dari Nusa Laut 1944, Sedih dan Gembira 1948, Puntung Berasap 1950, dan Mengupas Film 1983, editor Siahaan. Sejumlah karya lainnya ada dalam antologi Gema Tanah Air 1949 susunan Jassin dan Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang 1948 susunan Jassin pula. Berikut 5 contoh puisi Usmar Ismail yang bisa sobat RasaApa hendak dikataJika rasa bersimarajalelaDi dalam batin gelisah sajaSeperti menanti suatu yang tak hendak tibaPelita harapan berkelip-kelipTak hendak padam, hanyalah lemah segala sendiBertambah kelesah hati yang gundahSangsi, kecewa, meradang resahbenci, dendam...........rindu, cinta......... Ah hujan rinai di waktu anginbertiup kencang memercik mukakemudian reda............ tenang.......Didalam mata air bergenangKembali harapan, kekuatan semakin nyataDari yang sudah-sudah, sebelum jiwaDiserang rasa........................ Caya Merdeka Kepada Tanah Airku Sekali aku terbangun dalam cerkammu, Dari dalam jurang yang gelap-hitamKau renggut aku hingga akar-jiwakuKau angkat aku membubungMenatap wajah Suria Merdeka..............Buta aku disorot nikmat sinar gemilang,diseret hanyut gelora asmaramu,kemudian kau lemparkan dakuke pantai tiada nyata!Telah kau remuk akuBersatu padu dengan sinarmuTak mungkin aku kan surut lagiSampai airmu lipur cayamu dalam matiku...........Akan mengembus anginDari tepi kuburku ke tiap penjuru,Membawa nikmat Caya Merdeka ................Dan Sujudlah aku Di hadirat Tuhanku menungguPutusan akhirku di dunia baka! Kita Berjuang Terbangun aku, terloncat pandang jauh keliling,Kulihat hari tlah terang, jernihlah falakTelah lamalah kiranya fajar menyingsing Kuisap udaraLegalah dada,Kupijak tanahTiada bisikanHatiku rawan“Kita berperang ,Kita berjuang!”Sebagai dendang menyayu kalbuBangkitlah hasrat damba nan larangIngin ke medan ridlah menyerbu“Beserta saudara turut berjuang!” CitraCitra, engkaulah bayanganWaktu subuh mendatangCitra, kau gelisah malamDalam kabut suramKau dekap malam kelamPelukan penghabisanKau singkap tirai kabutDan selubung Tenggelam kau jumpaiDi dalam rimba malamKau buka pagi baruSenja nyawamuCitra, kau bayang abadiDalam kabut fajar Kudengar Adzan Kudengar adzanmu diwaktu subuh Memudja Tuhan berharap ada lindungan,Suaramu menjebar benih jakinku tumbuhKali ini, engkaulah pembawa gemilang zamanDalam badanku lemas dingin sekudjurMengalir darah tjair memanas......
Thursday, August 15, 2019 Edit Kumpulan puisi Usmar Ismail Kumpulan puisi lawas/ Kumpulan puisi menarik/ Kumpulan puisi inspirasi, puisi berjudul Kita berjuang karya Usmar Ismail, merupakan salah satu contoh puisi menarik dari sekian banyak puisi karya Sastrawan, simak puisi berikut "Kita Berjuang" Terbangun aku, terloncat duduk kulayangkan pandang jauh keliling kulihat hari t'lah terang, jernihlah falak telah lamalah kiranya fajar menyingsing kuisap udara legalah dada, kupijak tanah tiada guyah. kudengar bisikan hatiku rawan "Kita berperang, Kita berjuang!" Sebagai dendang menyayu kalbu bangkitlah hasrat damba nan larang ingin ke medan ridlah menyerbu "Beserta saudara tutur berjuang!". Baca Juga Puisi Usmar Ismail Lainnya Puisi Citra - Usmar Ismail Puisi Diserang Rasa - Usmar Ismail Puisi Caya Merdeka - Usmar Ismail . . . . . //Like & Shere//
Pujangga dan Cita-Cita Bertanya aku pada Pujangga Jikalau Tuan orang pemuja Cita-cita yang suci murni Pernahkah Tuan menguji diri Membongkar batin 'nyiasat jiwa Sebelum Tuan ikut bernyanyi? Benarkah menyala di dada Tuan Asia Raya, Buah pujaan? Janganlah hendaknya, wahai Pujangga Cita-cita jadi mainan kata, Sekedar untuk pengisi 'laman Sebagai hiburan sendau-gurauan! Carilah dulu perjuangan jiwa Carilah Asia di dalam dada! Jikalaulah jelas di dalam hati 'lah berpadu jiwa dan cita-cita Pujalah Tuan Pembangkit bangsa Tuanlah Pujangga seni sejati! Sekiranya Tuan hanyalah bijak berkata-kata Bah'gialah dengan Kurnia Yang Maha Esa Tapi janganlah, jangan disentuh "Taruhan Jiwa" Berdosalah Tuan kepada Asia... Kepada Bangsa. Puisi Pujangga dan Cita-Cita Karya Usmar Ismail
kumpulan puisi karya usmar ismail