Sebagairahmatan lil 'alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi? Ummatnya; Sahabatnya; Keluarganya; Alam semesta; Semua jawaban benar; Jawaban: D. Alam semesta. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, nabi muhammad saw. diutus oleh allah swt. sebagai rahmatan lil 'alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta.
Islamsebagai rahmatan lil'alamin sebagaimana tertera dalam surat Al - Anbiya 107 bahwa, alam semesta mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat. Bagi orang beriman, datangnya utusan Allah adalah sebuah rahmat yang nantinya akan membawa kepada cahaya keimanan dan mendapatkan syafaat dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
UtusanAllah sebagai pembawa Kasih sayang bagi alam semesta adalah??? - 18378250 1. Masuk. Daftar. 1. Masuk. Daftar. Sekolah Menengah Pertama. B. arab. 5 poin Utusan Allah sebagai pembawa Kasih sayang bagi alam semesta adalah??? Tanyakan detil pertanyaan ; Ikuti tidak puas? sampaikan! dari Jannah4960 16.10.2018 Masuk untuk menambahkan
Fast Money. JIC โ Islam adalah agama penuh kasih. Dalam ajaran Islam, seorang muslim dituntut untuk menyayangi dan menebarkan cinta pada sesama makhluk hidup. Baik itu tumbuhan, hewan, dan manusia dan mahluk lainnya, termasuk jin dan malaikat. Ajaran kasih sayang , yang ada dalam Islam itu dipraktikkan langsung oleh Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Tingkah laku Nabi, senantiasa menunjukkan kasih sayang terhadap alam semesta. Fakta itu mendapatkan legitimasi langsung dari Al-Qurโan selaku kitab suci umat Islam. Allah berfirman dalam QS Al-Anbiya/21107; ููู
ูุงู ุงูุฑูุณูููููฐูู ุงููููุง ุฑูุญูู
ูุฉู ูููููุนูฐููู
ููููู Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Menanggapi ayat ini, Syekh Jalaluddin Mahalli dan Jalaluddin Suyuthi mengatakan dalam Tafsir Al Jalalain, bahwa yang dimaksud ayat ini adalah kasih sayang Nabi Muhammad tak hanya pada makhluk hidup semata, tetapi juga pada alam semesta, mencakup jin dan manusia. Itulah misi utama Islam diturunkan oleh Allah ke atas dunia. Pada sisi lain Imam Al-Qurthubi, dalam Tafsir al-Jamiโ li Ahkam al-Quran, dengan mengutip sebuah riwayat yang bersumber dari Ibn Abbas, menggambarkan kemuliaan dan kasih sayang Nabi Muhammad pada alam semesta. Al Qurthubi menyatakan ููุงูู ู
ูุญูู
ููุฏู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฑูุญูู
ูุฉู ููุฌูู
ููุนู ุงููููุงุณู ููู
ููู ุขู
ููู ุจููู ููุตูุฏูููู ุจููู ุณูุนูุฏูุ ููู
ููู ููู
ู ููุคูู
ููู ุจููู ุณูููู
ู ู
ูู
ููุง ููุญููู ุงููุฃูู
ูู
ู ู
ููู ุงููุฎูุณููู ููุงููุบูุฑููู โNabi Muhammad saw adalah rahmat bagi seluruh manusia. Maka siapa yang beriman dan membenarkannya akan selamat dan siapa yang tidak beriman juga akan selamat dari apa yang telah menimpa umat-umat terdahulu yang terbenam dan tenggelam,โ. Menurut Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah, ayat ini menjelaskan pribadi Nabi Muhammad yang merupakan rahmat bagi alam semesta, sesuai dengan visi dan misi ajaran Islam. Ia menjelaskan bahwa kepribadian Rasulullah adalah rahmat, di samping ajaran-ajaran yang Nabi sampaikan dan terapkan pada umatnya. Quraish Sihab mengatakan dalam Tafsir al Misbah, Jilid VIII, halaman 133, sebagai berikut; โRasul saw adalah rahmat, bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran, tetapi sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang diangurehkan Allah kepada beliau. Ayat ini menjelaskan bahwa โKami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat, tetapi sebagai rahmat atau agar engkau menjadi rahmat bagi seluruh alam,โ Demikian penjelasan Islam, sebagai rahmat dari Allah bagi alam semesta, bukan hanya manusia, tetapi seluruh makhluk hidup. Bukan pula untuk makhluk yang kasat mata, Islam juga seyogianya menjadi makhluk yang ghaib. Itulah asas utama Islamโmenjadi rahmat bagi seluruh penghuni alam semesta. Sumber
Rukun Iman keempat yang harus diimani oleh setiap mukmin adalah beriman kepada para Nabi dan Rasul utusan Allah. Diutusnya Rasul merupakan nikmat yang sangat agung. Kebutuhan manusia terhadap diutusnya Rasul melebihi kebutuhan manusia terhadap hal-hal lain. Untuk itu, kita tidak boleh salah dalam meyakini keimanan kita kepada utusan Allah yang mulia ini. Berikut adalah penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan iman kepada Nabi dan Kewajiban Beriman Kepada Para RasulTerdapat banyak dalil yang menunjukkan wajibnya beriman kepada para Rasul, di antaranya adalah firman Allah Taโala,ููููููููู ุงููุจูุฑูู ู
ููู ุกูุงู
ููู ุจุงููููู ููุงููููููู
ู ุงููุฃูุฎูุฑู ููุงููู
ูููุฆูููุฉู ููุงููููุชูุงุจู ููุงููููุจููููููโAkan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kiamat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabiโ QS. Al Baqarah 177ููููู ุกูุงู
ููู ุจูุงูููู ููู
ููุงูุฆูููุชููู ููููุชูุจููู ููุฑูุณููููู ูุงู ููููุฑูููู ุจููููู ุฃูุญูุฏู ู
ููู ุฑููุณููููู ููููุงูููุง ุณูู
ูุนูููุง ููุฃูุทูุนูููุงโSemuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya mereka mengatakanโ Kita tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dan rasul-rasul-Nyaโ, dan mereka mengatakan โKami dengar dan kami taatโฆโ QS. Al Baqarah 285Pada ayat-ayat di atas Allah menggandengkan antara keimanan kepada para Rasul dengan keimanan terhadap diri-Nya, malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Allah menghukumi kafir orang yang membedakan antara keimanan kepada Allah dan para Rasul. Mereka beriman terhadap sebagian namun kafir tehadap sebagian yang lain Al Irsyaad ilaa shahiihil Iโtiqaad, hal 146Pokok-Pokok Keimanan Terhadap Para RasulKeimanan yang benar terhadap para Rasul Allah harus mengandung empat unsur pokok yaituBeriman bahwasanya risalah yang mereka bawa benar-benar risalah yang berasal dari wahyu Allah Taโ terhadap nama-nama mereka yang kita berita-berita yang shahih dari dengan syariat Rasul yang diutus kepada kita, yaitu penutup para Nabi, Muhammad shalallahu alaihi wa sallaam. Syarhu Ushuuill Iman, hal 34-35Antara Nabi dan RasulSebagian ulama berpendapat bahwa nabi sama dengan rasul. Namun pendapat yang benar adalah nabi berbeda dengan rasul, walaupun terdapat beberapa persamaan. Nabi adalah seseorang yang Allah beri wahyu kepadanya dengan syariat untuk dirinya sendiri atau diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum yang sudah bertauhid. Sedangkan rasul adalah seorang yang Allah beri wahyu kepadanya dengan syariat dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum yang menyelisihnya. Nabi dan rasul memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan Nabi dan Rasul adalah Nabi dan Rasul sama-sama utusan Allah yang diberi wahyu oleh Allah, berdasarkan firman Allah,ููู
ูุขุฃูุฑูุณูููููุง ู
ูู ููุจููููู ู
ูู ุฑููุณูููู ูููุงูููุจููููโDan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabiโฆโ QS. Al Hajj52. Dalam ayat ini Allah membedakan antara nabi dan rasul, namun menjelasakan kalau keduanya merupakan utusan dan rasul sama-sama diutus untuk menyampaikan dan rasul ada yang diturunkan kepadanya kitab, ada pula yang Nabi dan Rasul Nabi diberi wahyu untuk disampaikan kepada kaum yang sudah bertauhid atau untuk diamalkan bagi dirinya sendiri, sebagaimana dalam sebuah hadist, โDan akan datang Nabi yang tidak memiliki satu pun pengikutโ. Sedangkan rasul diutus untuk menyampaikan syariat kepada kaum yang mengikuti syariat sebelumnya yang sudah ada, sedangkan Rasul terkadang mengikuti syariat sebelumnya -seperti Yusuf yang diutus untuk kaumnya dengan syariat yang dibawa oleh Ibrahim dan Yaโqub- dan terkadang membawa syariat baru. Diringkas dari Syarh al Aqidah Ath Thahawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, hal 227-234Para Nabi dan Rasul Mengajarkan Agama yang SatuSeluruh Nabi mengajarkan agama yang satu, walaupun mereka memiliki syariat-syariat yang berbeda. Allah Taโala berfirman,ุดูุฑูุนู ููููู
ู
ูููู ุงูุฏููููู ู
ูุงููุตููู ุจููู ูููุญูุง ููุงูููุฐูู ุฃูููุญูููููุข ุฅููููููู ููู
ูุงููุตููููููุง ุจููู ุฅูุจูุฑูุงูููู
ู ููู
ููุณูู ููุนููุณูู ุฃููู ุฃููููู
ููุง ุงูุฏููููู ูููุงูุชูุชูููุฑูููููุง ูููููโDia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnyaโฆ. โQS. Asy Syuuraa13ููุขุฃููููููุง ุงูุฑููุณููู ูููููุง ู
ููู ุงูุทูููููุจูุงุชู ููุงุนูู
ููููุง ุตูุงููุญูุง ุฅููููู ุจูู
ูุงุชูุนูู
ูููููู ุนููููู
ู {51} ููุฅูููู ููุฐููู ุฃูู
ููุชูููู
ู ุฃูู
ููุฉู ููุงุญูุฏูุฉู ููุฃูููุง ุฑูุจููููู
ู ููุงุชููููููู {52}โWahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya agama tauhid ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Kuโ QS. Al Muโminun51-52Nabi shalallahu alaihi wa salaam bersabda, โSesungguhnya seluruh nabi memiliki agama yang satu, dan para nabi adalah saudaraโ Muttafaqun alaih.Agama seluruh para Nabi adalah satu, yaitu agama Islam. Allah tidak akan menerima agama selain Islam. Yang dimaksud dengan islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada Allah dengan mentaatinya, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang musyrik. Al Irsyaad ilaa Shahiihil Iโtiqaad hal 159-160.Mendustakan Satu = Mendustakan SemuanyaKewajiban seorang mukmin adalah beriman bahwa risalah para Rasul adalah benar-benar dari Allah. Barangsiapa mendustakan risalah mereka, sekalipun hanya salah seorang di antara mereka, berarti ia telah mendustakan seluruh para rasul. Hal ini berdasarkan firman Allah Taโala ููุฐููุจูุชู ููููู
ู ูููุญู ุงููู
ูุฑูุณููููููโKaum Nabi Nuh telah mendustakan para Rasulโ QS. Asy Syuโaraaโ105Dalam ayat in Allah menilai tindakan kaum Nuh sebagai pendustaan kepada para rasul yang diutus oleh Allah, padahal ketika diutusnya Nuh belum ada seorang Rasulpun selain Nabi Nuh alaihis salaam. Berdasarkan hal ini maka orang-orang Nasrani yang mendustakan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan tidak mau mengikuti beliau berarti mereka telah mendustakan Al Masih bin Maryam Nab Isa alaihis salaam dan tidak mengikuti ajarannya. Syarhu Ushuulil Iman hal 34-35Mengimani Nama Para RasulTermasuk pokok keimanan adalah kita beriman bahwa para Rasul Allah memiliki nama. Sebagiannya diberitakan kepada kita dan sebagiannya tdak diberitakan kepada kita. Yang diberikan kepada kita seperti Muhanmad, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh alahimus shalatu wa salaam. Kelima nama tersebut adalah para Rasul Ulul Azmi. Allah Taโala telah menyebut mereka pada dua tempat surat di dalam Al Quran yakni surat Al Ahzaab dan As Syuraa,ููุฅูุฐู ุฃูุฎูุฐูููุง ู
ููู ุงููููุจููููููู ู
ููุซูุงููููู
ู ููู
ูููู ููู
ูู ููููุญู ููุฅูุจูุฑูุงูููู
ู ููู
ููุณูู ููุนููุณูู ุงุจููู ู
ูุฑูููู
ูโDan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa bin Maryamโฆโ QS. Al Ahzab7ุดูุฑูุนู ููููู
ู
ูููู ุงูุฏููููู ู
ูุงููุตููู ุจููู ูููุญูุง ููุงูููุฐูู ุฃูููุญูููููุข ุฅููููููู ููู
ูุงููุตููููููุง ุจููู ุฅูุจูุฑูุงูููู
ู ููู
ููุณูู ููุนููุณูู ุฃููู ุฃููููู
ููุง ุงูุฏููููู ูููุงูุชูุชูููุฑูููููุง ูููููโฆโDia telah mensyariatkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnyaโ QS. Asy Syuraa13Adapun terhadap para Rasul yang tidak kita ketahui nama-namanya, kita beriman secara global. Allah Taโala berfirman,ููููููุฏู ุฃูุฑูุณูููููุง ุฑูุณููุงู ู
ููู ููุจููููู ู
ูููููู
ู
ููู ููุตูุตูููุง ุนููููููู ููู
ูููููู
ู
ููู ูููู
ู ููููุตูุตู ุนูููููููโDan sesungguhnya telah Kami utus bebrapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamuโ QS. Al Mukmin78. Syarhu Ushuulil Iman,hal 35Para Rasul Pemberi Kabar Gembira Sekaligus Pemberi PeringatanAllah mengutus para Rasul untuk menyampaikan kabar gembira sekaligus memberikan peringatan. Ini merupakan salah satu dari hikmah diutusnya para rasul kepada manusia. Maksud menyampaikan kabar gembira adalah menyebutkan pahala bagi orang yang taat, sekaligus memberikan peringatan kemudian mengancam orang yang durhaka dan orang kafir dengan kemurkaan dan siksa Allah. Allah Taโala berfirman,ุฑููุณููุงู ู
ููุจูุดููุฑูููู ููู
ููุฐูุฑูููู ููุฆููุงูู ููููููู ููููููุงุณู ุนูููู ุงูููู ุญูุฌููุฉูู ุจูุนูุฏู ุงูุฑููุณููู ููููุงูู ุงูููู ุนูุฒููุฒูุง ุญููููู
ูุงโMereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada lagi alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul ituโ QS. An Nisaaโ 165.Ayat ini merupakan dalil bahwa tugas para Rasul ialah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mentaati Allah dan mengikuti keridhaan-Nya dengan melakukan kebaikan. Dan bagi siapa yang menentang perintah-Nya dan mendustakan para rasul-Nya akan diancam dengan hukum dan siksaan. Husuulul Maโmuul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuulhal 195-196Nuh yang Pertama, Muhammad PenutupnyaTermasuk keyakinan Ahlus sunnah adalah beriman bahwasanya Rasul yang petama diutus adalah Nuh alaihis salaam dan yang terkhir adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dalil yang menunjukkan bahwa Nuh adalah Rasul pertama adalah firman Allah,ุฅููููุขุฃูููุญูููููุขุฅููููููู ููู
ูุขุฃูููุญูููููุขุฅูููู ูููุญู ููุงููููุจููููููู ู
ูู ุจูุนูุฏูููโSesungguhnya Kami telah memberkan wahyu kepadamu sebagaman Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannyaโฆโ An Nisaaโ163Para ulama berdalil dengan ayat ini bahwa Nuh adalah rasul pertama. Sisi pendalilannya adalah dari kalimat โdan nabi-nabi yang kemudiannyaโ. Jika ada rasul sebelum Nuh tentunya akan dikatakan dalam ayat dalil dari sunnah adalah sebuah hadist shahih tentang syafaโat, ketika manusia mendatangi Nabi Adam untuk meminta syafaat, beliau berkata kepada mereka, โPergilah kalian kepada Nuh, karena ia adalah rasul pertama yang diutus ke muka bumiโ. Maka mereka pun mendatangi Nuh dan berkata โengkau adalah rasul pertama yang diutus ke bumiโฆโ Muttafaqun alaihi. Hadist ini merupakan dalil yang paling kuat menunjukkan bahwa Nuh adalah rasul pertama. Dan Nabi Adam sendiri menyebutkan bahwa Nuh sebagai Rasul pertama di atas muka bumi. Husuulul Maโmuul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuulhal 196-197Sedangkan Rasul yang terakhir adalah Muhammad sholallahu alaihi wa salaam. Dalilnya adalah firman Allah Taโ ู
ูุญูู
ููุฏู ุฃูุจูุข ุฃูุญูุฏู ู
ููู ุฑููุฌูุงููููู
ู ููููููู ุฑููุณูููู ุงูููู ููุฎูุงุชูู
ู ุงููููุจููููููู ููููุงูู ุงูููู ุจูููููู ุดูููุกู ุนููููู
ูุงโMuhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi. Dia adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatuโ QS. Al Ahzab40.Rasulullah sholallahu alaihi wa salaam bersabda, โAku adalah penutup para Nabi, dan beliau berkata โ Tidak ada Nabi sesudahkuโ. Hal ini melazimkan berakhirnya diutusnya para Rasul, karena berakhirnya yang lebih umum yakni diutusnya Nabi melazimkan berakhirnya yang lebih khusus yakni diutusnya Rasul. Makna berakhirnya kenabian dengan kenabian Muhammad yakni tidak adanya pensyariatan baru setelah kenabian dan syariat yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Al Irsyaad ilaa Shahiihil Iโtiqaad hal 173. Buah Manis Iman yang Benar Terhadap Para RasulKeimanan yang benar terhadap para Rasul Allah akan memberikan faedah yang berharga, di antaranya adalahMengetahui akan rahmat Allah dan perhatian-Nya kepada manusia dengan mengutus kepada mereka para Rasul untuk memberi petunjuk kepada merka kepada jalan Allah dan memberikan penjelasan kepada mereka bagaimana beribadah kepada Allah karena akal manusia tidak dapat menjangkau hal kepada Allah atas nikmat yang sangat agung para Rasul,, mengagungkan mereka , serta memberikan pujian yang layak bagi mereka. Karena mereka adalah utusan Allah Taโala dan senantiasa menegakkan ibadah kepada-Nya serta menyampaikan risalah dan memberikan nasehat kepada para hamba. Syarhu Ushuuill Iman hal 36Semoga Allah Taโala senantiasa menetapkan hati kita kepada keimanan yang benar. Washolallahu alaa Nabiyyina RujukanSyarhu Ushuulil Iman. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 HAl Irsyaad ilaa Shahiihil Iโtiqaad. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun Maโmuul bi Syarhi Tsalaatsatil Maktabah ar Rusyd, Riyadh. Cetakan pertama 1422H/ Abu Athifah Adika MianokiMurojaโah TuasikalArtikel
Oleh Dr. Atabik Luthfi, MA Ketua Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia ALLAH SWT memastikan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul adalah agar menjadi rahmat bagi semesta alam. Komitmen tersebut ditegaskan dalam firmanNya โDan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.โ QS. Al-Anbiyaโ 107 Redaksi yang digunakan di ayat ini cukup kuat, yaitu dengan al- nafyu wal itsbatโ; menafikan yang disusul dengan menetapkan. Seolah-olah tidak ada fungsi lain dari diutusnya Rasul melainkan hanya sebagai rahmat. Atau semua fungsi Rasul yang sangat banyak bermuara kepada fungsi rahmat bagi semesta alam. BACA JUGA Mutiara Akhlak Nabawi Imam As-Saโdi menuturkan dalam tafsirnya, Allah SWT memuji Rasulullah SAW dengan sifat rahmatnya yang ditebar kepada seluruh makhlukNya; bangsa jin, manusia, hewan, dan makhluk yang lain, dengan sekian banyak tuntunan yang menghadirkan rahmat bagi seluruh alam. Tuntunan dan sunnahnya tidak hanya dalam konteks berinteraksi antar sesama manusia, namun juga bagaimana berinteraksi dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta Misi rahmat yang diemban oleh Rasulullah SAW merupakan implementasi nyata dari sifat Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Diutusnya nabi sebagai panutan bagi manusia adalah salah satu bukti kasih sayang Allah SWT. Karenanya, fungsi ini tidak hanya melekat pada diri Rasulullah SAW, tetapi pada setiap umatnya yang diwajibkan mengikuti tuntunan dan keteladannya, menjadi rahmat bagi siapapun dan apapun dari makhluk Allah SWT. Ibnul Qayyim berpandangan, sifat Ar-Rahman menunjukkan sifat kasih sayang pada Dzat Allah, yakni Allah memiliki sifat kasih sayang. Sedangkan Ar-Rahim menunjukkan bahwa sifat kasih sayangNya terkait dengan makhluk yang dikasihiNya. Sehingga nama Ar-Rahman adalah sifat bagiNya, sedangkan nama Ar-Rahim merupakan perbuatanNya, yakni menunjukkan bahwa Dia memberi kasih sayang kepada makhlukNya dengan rahmatNya yang menjadi sifatNya. Saking agungnya akhlak Rasulullah SAW, sebagai wujud nyata dari sifat rahmatnya, Allah SWT memuji Rasulullah SAW di ayat yang lain dengan tiga sifat yang disamakan secara redaksional dengan sifat Allah SWT โSungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,โ QS. At-Taubah 128. Sifat Aziz, Raโuf dan Rahim di semua ayat Al-Qurโan adalah sifat Allah SWT. Hanya di ayat ini yang merupakan sifat Rasulullah SAW, yang disamakan oleh Allah SWT, sehingga penterjemahannya bukan Maha, tetapi amat atau sangat. Pada tataran aplikasinya, makna rahmatโ terkadang masih bias, sering disalah artikan, dan cenderung dimaknai dari satu sudut pandang saja; kelembutan, kemaโafan, dan keengganan untuk menyampaikan nasehat, kritik, dan teguran yang konstruktif. Malah cenderung pemaknaan rahmat ini membuat umat tidak berdaya terhadap segala bentuk ketidak adilan dan relatif diam terhadap perilaku yang bertentangan dengan kemanusiaan.. Faktanya, beberapa kasus kemanusiaan banyak terjadi akhir-akhir ini menjadi parameter sifat rahmat kita, dari dua perspektif; Mendoโakan dan membantu dengan berbagai cara untuk meringankan beban mereka yang teraniaya, begitu juga dengan melakukan berbagai upaya prefentif dengan mencegah agar tidak terulang kembali. Bukan tanda tidak sayang, jika kita membela hak kita atau saudara kita. Tidak bertentangan dengan makna rahmat jika kita menegur orang atau pihak yang berbuat salah. Demikian juga, rahmat kita hadir justru saat kita secara konstitusional melakukan berbagai upaya untuk meredam berbagai tindakan kezaliman dan ketidak adilan Rasulullah SAW, manusia yang paling tinggi sifat kasih sayangnya, berkenan mengirim surat ke beberapa raja untuk menawarkan kebahagiaan dan keselamatan dalam kehidupan. Bahkan peperangan yang dijalankan merupakan media menebar rahmat, karena ada pembelaan kepada yang teraniaya. Malah sisi rahmat Rasulullah SAW tetap hadir saat perang sekalipun, dengan berbagai tuntunannya; larangan merusak lingkungan, tempat ibadat, dan fasilitas umum lainnya. Larangan memerangi pemuka agama, kaum wanita, anak-anak serta orang lanjut usia dan pasukan yang sudah tidak berdaya. BACA JUGA Akhlak Rasulullah Gemar Mengulang Ucapan, Tak Bertele-tele, dan Meninggalkan Debat Perintah memelihara dan mendahulukan perdamaian dan persatuan di atas segala-galanya. Semua tuntunan ini membuktikan rahmat beliau yang tiada terhingga sebagai nabi rahmat. Pujian tentang rahmat Rasulullah SAW pun datang dari berbagai kalangan. Huzaifah bin Yaman ra, salah seorang sahabat Rasulullah SAW meriwayatkan tentang sifat rahmat yang melekat pada diri Rasulullah SAW โDari Hudzaifah, dia berkata, โAku pernah mendengar Nabi SAW bersabda pada salah satu jalan dari jalan-jalan di Madinah, Aku adalah Muhammad, dan aku adalah Ahmad, dan al-Hรขsyir, dan al-Muqaffiy dan Nabiyyur rahmah,โ HR. Ahmad. Tentu, tuntunan dan perilaku Rasulullah SAW yang mencerminkan rahmatnya yang sangat luas menjadi jawaban tuntas bagi yang masih meragukan rahmatnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kita selaku muslim dengan beragam profesi yang dijalani, dituntut untuk mampu menghadirkan dan menebar rahmat sebagai kelanjutan dan kesinambungan dari risalah Islam rahmatan lil alamiin. [] SUMBER
utusan allah sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta adalah